Yesus Adalah Cinta Kasih

Nama “Yesus” tidak harus disebutkan dalam huruf Y, E, S, U dan S. Alasannya adalah sentimen agama lain, kefanatikan yang berlebihan dan sikap mengekslusifkan sang nama agung itu seolah-olah hanya milik orang-orang yang terdaftar di agama Kristen. Sesungguhnya Yesus adalah milik semua umat manusia apa pun nama agama dan keyakinan mereka karena Yesus adalah wujud nyata dari kata yang indah, cinta kasih.
Ucapan yang baik, senyum yang tulus, perbuatan baik yang ikhlas adalah praktek dari menyebutkan nama agung itu. Ketika di hati kita nama agung itu telah menyatu, maka kita akan menjadi Surat Kristus yang hidup, sehingga kemana pun kita pergi dan dimana pun kaki kita berpijak nama Yesus akan terucap di sana dengan agung.
Ketika nama agung itu telah menyatu di hati kita, semua orang di sekitar kita adalah kekasih hati dan teman baik apa pun ucapan dan perbuatan mereka. Di mata kita tak ada lagi lawan dan musuh, semua adalah guru tempat kita belajar untuk lebih memahami dan menghidupkan cinta kasih. Anak kecil menjadi anak-anak kita, yang seumuran menjadi saudara kita, yang lebih tua menjadi orang tua kita.
Tidak ada lagi orang jahat dalam penilaian kita, tak ada lagi dalam kosa kata “pengkhianat” bagi kita karena semua perlakuan mereka adalah kebaikan bagi kita. Saat kita dihina, hinaan itu adalah berkat yang dapat kita gunakan bagi kebaikan kita. Saat harta yang ada pada kita diambil, itu hanyalah salah satu cara berbagi kebahagiaan pada mereka. Ketika kita dipukul, itu hanyalah ujian bagi kedewasaan bathin kita. Ketika saudara kita pergi menjauh, itu hanyalah kesempatan yang baik untuk lebih mempedulikannya.
Maka, frasa seperti: mengucapkan nama Yesus, menyaksikan Yesus di hadapan umum, memperkenalkan Yesus pada dunia, menginjil, dan lain-lain bukanlah berbicara tentang ritual-ritual agama Kristen, bukanlah upaya mempengaruhi umat di agama lain agar pindah menjadi beragama Kristen. Namun semua itu berbicara tentang cinta kasih. Itu berbicara tentang perilaku kita terhadap sesama kita.
Jadilah Surat Kristus yang hidup kemana pun kita melangkah, dimana pun kita berdiri dan duduk. Tinggalkanlah jejak-jejak kebaikan dan kepedulian di sana. Itulah sejatinya menjadi Kristen. Itulah sejatinya Kristen. Hingga kemana pun kaki kita melangkah, kita akan menjadi sukacita bagi semua orang.
Percayalah, sejahat apa pun manusia, hatinya akan luluh jika disentuh dengan cinta kasih walau kadangkala membutuhkan waktu yang panjang dan kesabaran yang tak berkesudahan. Milikilah Yesus, hidupkanlah Yesus, hingga suatu saat Anda akan memiliki “unconditional love”.
Merry Christmas…

Comments

  1. For me there's no other genuine religion than being a Christian.. who basically not a kind of religion we often witness.. :( Your message is just the same with His message... this needs to be witnessed with lifestyle...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Berhentilah Membenci Pemarah

Sepuluh Tips Agar Tahan Lama Di Atas Ranjang

Mengakui Yesus Kristus