Haram Mengucapkan “Selamat Natal”

Sesungguhnya umat Kristen tidak butuh ucapan “Selamat Natal” dari umat di agama lain. Yang butuh mengucapkan itu adalah umat di agama-agama lain. Mereka sedang menunjukkan bahwa mereka mau menghargai sesamanya. Mereka ingin turut senang dalam kesenangan sesamanya manusia yang ada di agama lain.
Begitu juga sebaliknya. Umat Islam tidak butuh ucapan “Selamat Idul Fitri” dari umat di agama lain. Namun umat di agama lain tersebut yang butuh mengucapkan ucapan selamat tersebut karena mereka turut senang dalam kesenangan umat Islam. Demikian juga dengan umat di agama Buddha, Hindu dan lain-lain.
Saya yang saat ini terdaftar di salah satu denominasi Kristen sangat tidak setuju dengan upaya Kristenisasi, juga Islamisasi dan sasi-sasi lainnya. Namun rasanya terlalu aneh bila ada seruan yang mengharamkan suatu ucapan selamat pada umat yang berbeda keyakinan dengan kita.
Mari kita lakukan kebaikan pada umat manusia apa pun nama agama dan jenis keyakinan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka, namun biarkan mereka tetap pada keyakinan mereka tersebut. Tak perlu mengupayakan agar mereka pindah agama, baik itu lewat bujuk rayu terlebih intimidasi seperti ancaman neraka, juga ancaman-ancaman psikologis dan sosial lainnya.
Agama itu bagaikan pelangi. Perbedaan agama itu bagaikan perbedaan masing-masing warna dalam pelangi. Jika hanya satu warna, itu bukanlah pelangi. Pelangi itu indah karena adanya perbedaan warna yang menyatu.
Tujuan semua agama sama: sama-sama baik dan sama-sama benar. Tujuan semua agama yang ada di NKRI ini satu dan sama: agar umat di masing-masing agama tersebut punya akhlak yang lebih baik dan lebih mulia.
Dan empati adalah kualitas manusia terbaik.
Jika kita tidak suka bila umat di agama yang kita anut dipindahkan orang lain ke agamanya, baiknya janganlah kita upayakan agar umat di agama yang lain pindah ke agama kita.
Jika kita tidak suka agama yang kita yakini dihina dan dilecehkan orang lain, baiknya janganlah kita hina dan lecehkan keyakinan orang lain, apa pun itu.
Jika kita tidak suka TUHAN yang kita sembah diolok-olok oleh umat di agama lain, baiknya janganlah kita olok-olok TUHAN di agama yang lain, entah TUHAN yang mereka yakini itu berjumlah satu, atau tiga, atau seribu satu, atau beribu-beribu.
Jika kita tak suka disakiti orang lain, baiknya jangan kita sakiti siapa pun.
Jika kita senang diperlakukan dengan baik, mari kita perlakukan dengan baik semua orang yang berhubungan dengan kita.
Sesungguhnya, saat kita memperlakukan orang lain dengan baik, kita sedang membaiki diri kita sendiri. Saat kita tersenyum padanya, kita sedang tersenyum pada kita. Saat kita menghibur orang lain, kita sedang tertawa bersama diri kita sendiri. Saat kita berbagi harta atau materi pada orang lain, kita sedang menikmati kebahagiaan demi kebahagiaan.

Comments

Popular posts from this blog

Berhentilah Membenci Pemarah

Sepuluh Tips Agar Tahan Lama Di Atas Ranjang

Mengakui Yesus Kristus