Berempati

Suatu hari saya membeli air mineral di sebuah warung dan dompet saya tertinggal. Sadar dompet tak ada setelah sampai di rumah. Tak lama handphone berdering. Pemilik warung memberitahukan bahwa dompet saya ada padanya. Pemilik warung berkata, “Saya kasihan, pasti bapak sudah kebingungan saat tahu bahwa dompet bapak hilang.”
Suatu hari saya mampir ke ATM di dalam mini market. Saya meletakkan handphone saya di atas mesin ATM. Selesai menarik uang, saya pergi. Setelah beberapa menit, saya sadar bahwa handphone ketinggalan. Saya kembali ke tempat itu, dan handphone sedang diserahkan seorang pria ke penjaga mini market. Dia berkata, “Pasti orang yang punya ini sudah panik, kasihan dia.”
Suatu hari saya melihat sepeda motor jatuh dan pengemudinya terlempar di jalanan. Banyak pengendara sepeda motor lainnya yang berhenti lalu menolong pengendara sepeda motor yang jatuh itu. Pastinya mereka melakukan itu karena rasa kasihan dan empati.
Ketika terjadi bencana alam di berbagai negeri ini, berbondong-bondong masyarakat Indonesia menggalang dana bahkan tak sedikit yang menjadi relawan terjun ke lokasi bencana untuk memberi pertolongan pada orang-orang yang tertimpah musibah tersebut. Empati yang tinggi ditunjukkan para relawan tersebut.
Ternyata sikap empati yang tinggi ada di dalam masyarakat Indonesia. Dan jika saja semua rakyat negeri ini memiliki empati dan selalu berempati, baik dalam bertutur kata maupun dalam bersikap, negeri ini akan aman damai dan makmur. Karena empati adalah kualitas manusia terbaik.


Comments

Popular posts from this blog

Berhentilah Membenci Pemarah

Sepuluh Tips Agar Tahan Lama Di Atas Ranjang

Mengakui Yesus Kristus