Apapun Yang Terjadi, Kamu Tidak Perlu Marah

Di suatu pagi saat pulang dari olah raga, saya mendengar istri mengeluarkan suara dengan nada agak meninggi. Lalu saya menghampirinya dan berbisik lembut di telinganya. Lalu saya menanyakan apa yang terjadi. Dia sangat kesal karena anak gadis yang tinggal di rumah kami menyuci pakaian seragam putri kami padahal pakaian tersebut tidak kotor, hanya diletakkan di atas meja, karena akan dipakai perform pukul 13.00 di Emporium Pluit Mall, Jakarta Utara, pada acara perayaan Natal tahun 2018.
“Sayang, kamu tak perlu marah hanya karena kejadian kecil ini, tidak ada manfaatnya sama sekali, malahan kamu merugikan diri sendiri dan menyakiti hati anak gadis itu. Mari kita cari solusinya, berpikirlah, pasti ada jalan keluarnya”, bisik saya pada istri.
Dia menarik nafas agak dalam dan mulai menenangkan diri. Tak lama saya dengar suara hair dryer berbunyi, berlangsung puluhan menit. Belum cukup kering juga, lalu dia menyetrika pakaian-pakaian itu, dari atas dilapisi kertas karena bahan pakaian itu kurang cocok untuk disetrika secara langsung. Akhirnya masalah itu terselesaikan dengan baik. Putri kami tetap bisa perform dengan baik menggunakan seragamnya, dan yang terpenting “tidak ada satu pun hati yang terluka dan tersakiti akibat dari kecerobohan itu, semua menang dan tenang”.
Seringkali kita begitu cepat untuk bereaksi berlebihan, itu bisa kesal atau marah hingga membenci ketika keadaan tak sesuai harapan kita, ketika sikap orang lain tak seperti yang kita harapkan. Itu bisa kemacetan, hujan, panas terik, sikap sesama yang terkesan melecehkan, merugikan dan menyakiti. Padahal bila kita mau menarik nafas sejenak, lalu berpikir dengan tenang, maka semua masalah akan terselesaikan dengan baik.
Berkali-kali saya buktikan, baik di jalanan, di pekerjaan, di rumah, di tempat umum atau komunitas lainnya, marah itu tidak pernah menyelesaikan masalah yang ada. Malahan marah itu menambah masalah baru atau setidaknya membuat masalah yang ada menjadi semakin besar hingga merugikan bahkan menyakiti banyak pihak termasuk diri saya sendiri.
Berhentilah marah, tenangkan hati apa pun yang terjadi, lalu carilah jalan keluar atau penyelesaian dari setiap masalah yang datang silih berganti dalam hidup kita. Jika sudah mahir mengendalikan amarah, Anda akan hidup lebih bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Berhentilah Membenci Pemarah

Sepuluh Tips Agar Tahan Lama Di Atas Ranjang

Mengakui Yesus Kristus