Posts

Ibu Suratmi Demam Tinggi Berhari-Hari, Sembuh Seketika Setelah Menjalani Terapi Bio Energi

Image
Pertengahan bulan Maret 2021 lalu saya dan beberapa teman jalan-jalan ke Boyolali. Salah seorang teman itu adalah warga Boyolali, tepatnya di desa Banyu Anyar. Tiba di Boyolali, teman itu minta tolong agar saya jamah ibu dan ponakannya yang sedang sakit. Ibu Suratmi dan Nahda. Tanpa mikir panjang dan banyak tanya, saya diarahkan teman itu masuk ke kamar ibunya yang sudah berhari-hari demam tinggi, sudah ke dokter namun belum ada perkembangan baik menuju sehat. Saya minta ibu itu bergeser ke arah yang bisa mendekat ke tempat saya duduk. Beliau bergeser dibantu anaknya. Sangat lemah terlihat dan empati saya mengalir dan mekar. Saya minta ijin untuk menjamah bagian kepala belakang ibu itu. Lalu saya berdoa untuk menyerap energi alam dan meniatkan mentransfer ke tubuh ibu Suratmi. Beberapa menit saya melakukannya, mungkin sekitar 3 menit. Selesai... Saya keluar dan kami berbincang di ruang tamu rumah itu. Mungkin belum ada sepuluh menit, ibu Suratmi keluar dari kamar dan datang ke ruang ta

Keajaiban Pikiran Kita

Image
Pikiran adalah pengatur kehidupan kita. Dan pikiran seumpama ladang yang subur. Apa pun yang kita semaikan di pikiran kita, mereka akan bertumbuh dengan subur dan melimpah, dan cepat atau lambat kita pasti menuai apa pun yang kita semaikan. Jika kita semaikan cinta, cinta pasti bertumbuh subur dan berbuah lebat. Kita akan menuai buah-buah cinta yang berlimpah. Hati dan jiwa akan damai. Jiwa yang damai akan membuat immune system tetap dalam keadaan baik. Immune system yang baik akan membuat tubuh kita tetap sehat. Jiwa dan raga yang sehat adalah impian setiap manusia. Jika kita semaikan rasa takut, stress, kekhawatiran, amarah, kebencian, dendam dan pikiran-pikiran negatif lainnya, kita pasti menuai malapetaka dan penyakit yang berkelimpahan. Pikiran yang panik dan kacau membuat immune system rusak, hingga tubuh kita rentan terserang penyakit. Pikiran yang kacau akan mengacaukan kehidupan dan pekerjaan yang sedang kita tangani. Latihlah berpikir positif dan tenang. Salah satu caranya i

Sakit Dua Puluh Tahun, Pasrah, Sembuh Lewat Meditasi

Image
Pertengahan tahun 2000 saya sakit typus di Bandung, lalu dirawat beberapa hari di suatu rumah sakit swasta. Demam hilang, namun berbulan rasa lemas tak kunjung sirna. Sejak saat itu tubuh saya tak mampu lagi melakukan kegiatan fisik yang keras seperti olah raga dan mengangkat barang berat. Bila saya lakukan, tenaga saya habis dan pemulihannya sangat lama. Bisa berminggu bahkan berbulan. Setelah bekerja di Jakarta, saya berkali-kali keluar masuk rumah sakit untuk berobat dan memeriksa ada apa dengan tubuh saya. Bahkan tahun 2011 saya terbang ke Penang, untuk berobat di salah satu rumah sakit swasta di Malaysia. Saya juga mencoba mencari pengobatan alternatif di sekitar Jakarta, Bogor hingga Sumatera Utara. Saya tak mendapatkan hasil, dan tubuh saya terus melemah dan semakin melemah hingga untuk berjalan kaki pun saya harus extra berhati-hati agar tenaga tidak drop hingga tubuh melemah. Jika tubuh sudah melemah, kepala akan sakit, betis pegal-pegal, mata rabun, nafas pendek, persendian s

Pekerjaan Anda Adalah Pekerjaan Mulia

Image
Anda adalah petugas kebersihan lingkungan kompleks perumahan atau pengumpul sampah? Janganlah berkecil hati, karena pekerjaan itu adalah pekerjaan mulia bahkan sangat mulia. Dengan keberadaan Anda, lingkungan jadi bersih dan bebas dari sampah-sampah. Bayangkan bila orang seperti Anda tidak ada di bumi ini. Hanya dalam beberapa jam saja ada sampah dapur yang bisa mengeluarkan bau yang sangat mengganggu kenyamanan hidup manusia. Bagaimana bila sampah di suatu lingkungan perumahan tidak diangkut atau dibersihkan dalam sehari, seminggu, sebulan dan setahun? Apa jadinya orang-orang yang tinggal di lingkungan tersebut? Anda adalah supir angkutan umum? Janganlah berkecil hati, k arena pekerjaan itu adalah pekerjaan mulia bahkan sangat mulia. Dengan keberadaan Anda, banyak orang yang tertolong dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Ada yang bisa sampai di tujuan dengan keperluan yang sangat penting. Ada yang nyawanya terselamatkan, dan lain sebagainya. Tetap semangat, dan lakukan pekerjaan A

Berhentilah Membenci Pemarah

Image
Baiknya, janganlah membenci pemarah. Mengapa? Ada dua alasannya. 1. Pemarah itu adalah orang lemah, bodoh bahkan dungu. Mengapa? Saat seseorang marah, dia sedang menancapkan ribuan pisau berkarat ke sekujur tubuhnya. Rasa sakit luar biasa akan mendera seluruh tubuhnya. Bukan hanya saat itu, namun luka yang diakibatkan karat tersebut akan menganga dalam waktu yang sangat panjang dan mungkin saja tidak akan sembuh bila dia tidak segera mengobatinya (sadar bahwa kemarahannya adalah pisau yang sedang dia tancapkan ke tubuhnya). Orang seperti itu baiknya dikasihani. Bantulah dia agar menyadari kedunguannya tersebut. Upayakan dengan baik agar dia mau belajar mengendalikan amarahnya demi kebaikan dirinya dan orang-orang yang dia sayangi. Sang bijak berkata, "Kemarahan adalah air keras yang akan lebih merusak bejana tempat penyimpanannya daripada benda-benda yang disiram dengannya." [Mahatma Gandhi] 2. Saat kita membenci pemarah, kita bertindak lebih bodoh lagi dari sang pemara

Berbuat Baiklah Selagi Engkau Mampu

Image
Tadi pagi saya dalam perjalanan ke suatu tempat. Kali ini saya harus naik kendaraan umum karena mobil dipakai istri ke salon, dan pilihan saya jatuh pada taksi online dimana saat itu saya punya saldo pembayaran lewat aplikasi taksi online tersebut. Seperti biasa, saya akan duduk di depan dengan tujuan agar nikmat berbincang dengan sang supir. Begitu masuk mobil lalu tutup pintu, hidung saya yang sangat sensitif pada bau menghirup aroma yang sangat mengganggu. Saya berpikir apa yang harus saya lakukan agar dapat bertahan menghadapi badai tersebut. Saya arahkan udara AC agar tepat ke hidung saya namun tetap saja aroma menyengat itu mengganggu. Saya ambil handphone untuk mengalihkan pikiran saya dari aroma tersebut. Yang awalnya tujuan saya duduk di depan untuk berbincang, akhirnya saya hanya disibukkan oleh aroma tersebut. Ada rasa sungkan untuk untuk membicarakan kondisi tersebut ke sang supir, ataupun memberikan saran. Takut menyakiti hatinya.  Lalu saya update status, " Aku l

Tak Ada Manusia Hina, Semua Mulia

Image
Suatu waktu tenaga kerja mogok bekerja akibat kata-kata pedas (menurut pimpinan tukang) dari pengawas lapangan terhadap mereka. Mereka sakit hati, merasa direndahkan, merasa tak dihargai dan lain sebagainya. Bagaimanapun pekerjaan harus dilanjutkan. Hati mulai panas, kesal dan marah. Namun istri ingatkan agar tetap tenang dan jaga lisan. Saya ajak pimpinan tukang berbincang. Dia curhat. Dia merasa sangat direndahkan dan dianggap sebagai manusia kelas rendah. Saya pun turut bersedih atas kejadian itu. Betul, tak ada manusia rendah. Tak semua orang bisa menerima hinaan dengan lapang dada. Akhirnya saya hibur dia dengan kata-kata yang menguatkan dan mengangkat derajatnya. "Tak ada yang layak dihina dan tak ada manusia yang terlahir hina. Kita bermitra. Kita kerjasama. Bagai dalam dunia sepak bola, bapak dan teman-teman sebagai striker dan pemain, saya sebagai pelatih. Tanpa bapak dan teman-teman saya tak bisa berbuat apa-apa." Singkat cerita mereka bekerja kembali.